Welcome

Rabu, 26 November 2014

Di Suatu Senja (Mungkin di Tahun Depan)

Diposting oleh Unknown di 09.19 0 komentar

Di suatu senja yang mungkin di tahun depan nanti, mungkin kita sedang merebahkan badan di tengah rerumputan yang luas. Menunggu datangnya bintang-bintang. Berpegangan tangan, sambil sesekali bertukar pandang.
Di suatu senja yang mungkin di tahun depan nanti, mungkin kita sedang bercengkerama berdua di sebuah kebun bunga yang kita rawat setiap hari. Aku membuatkan kamu secangkir kopi, lalu bergantian menyesapnya dari gelas yang sama.
Di suatu senja yang mungkin di tahun depan nanti, mungkin kita sedang membaca buku yang sama, berdua saja, di sebuah perpustakaan di tengah kota. Saling tertawa karena mengingat pertemuan kita, diawali dari sebuah benda yang sedang kita genggam bersama.
Di suatu senja yang mungkin di tahun depan nanti, mungkin kita sedang berlomba menuliskan kisah yang sama, yang baru saja kita lalui hari itu. Lalu menuliskannya di akun blogspot masing-masing. Lalu kita berpandangan sejenak, saling tertawa, karena mengingat pertemuan kita, juga diawali dari sebuah sosial media yang sedang kita tulisi bersama.
Dan hari ini, kita cukupkan saja untuk membayangkan itu semua. Kita berjuang sajalah dahulu, dari dua tempat yang berbeda. Supaya kita segera dipertemukan di suatu senja yang mungkin di tahun depan nanti.
Adalah benar, jika cinta dapat membuat seseorang lancar berkata-kata. Seperti ini. Seperti yang sedang kulakukan di tulisan ini.

Friendzone

Diposting oleh Unknown di 09.11 0 komentar

Tidak ada yang salah dengan jatuh cinta. Mungkin kita hanya berada di keadaan yang salah, di waktu yang salah, dan dengan orang yang salah. Atau cara kita yang salah?
The number one rule of love; you can never be just friends with someone that you’re in love with. anonim
Mencintai sahabat sendiri kadangkala menjadi sebuah dilema untuk masing-masing hati. Barangkali lebih baik diam dan mengelak dari perasaan—alasannya sederhana; pada akhirnya cinta hanya akan merusak. Merusak siapa-siapa yang tidak siap pada kenyataan, bahwa kita bisa jatuh cinta pada siapa saja.
Kita bisa saja terjatuh ditengah kebaikan hatinya, kerelaan waktunya, humor renyahnya, tingkah usilnya, pundak dan telinganya, cerewet dan tingkah annoyingnya. Kita bisa saja terjatuh ditengah sesi nongkrong bareng, sharing knowledge seputar keprofesian, debat-debat kecil, chat-chat tidak penting, dan rutinitas sederhana tiap harinya.
Kita bisa saja terjatuh ditengah keadaan"persahabatan lebih penting dari perasaan yang penuh omong kosong ini" atau "aku tidak ingin merusak persahabatan kita".Kita bisa saja terjatuh di tengah-tengah janji yang kita ucapkan sendiri, "kita bakal sahabatan sampai tua nanti. No matter what." Bisa.
Dan sampailah kita di satu titik pada diam memendam perasaan atau malah mengungkapkannya tapi saling menolak. Pada akhirnya kita terjebak diantara pikiran-pikiran kita sendiri. Membuat garis patah-patah yang membatasi perasaan bahwa mencintai sahabat sendiri adalah sebuah kesalahan, adalah sebuah larangan, adalah sesuatu yang tabu. Padahal? Ah siapa yang bisa memutuskan untuk tidak mencintai ketika hati sudah terlanjur memilih?
Saya pikir mencintai adalah sebuah tindakan, dimana setiap tindakan memiliki akibat—ya hukum aksi reaksi, mirip-mirip seperti itu. Kita harus mau menerima resikonya. Resiko ditolak, resiko patah hati, resiko bertepuk sebelah tangan, dan blablabla. Bersahabat juga demikian, sebuah tindakan dimana kita harus menerima resikonya. Termasuk resiko perasan yang jatuh seenaknya. Kita harus terbuka dengan kenyataan-kenyataan apapun itu, yang menyakitkan sekalipun. Bahwa baik persahabatan dan sebuah kisah romansa adalah hasil interaksi dua manusia dimana diawali pertemuan dan diakhiri perpisahan, apapun itu semoga kita mendapat akhir cerita yang membahagiakan.
Hey, tidak ada yang salah dalam mencintai sahabat sendiri. Yang kurang benar ketika kita tidak siap atas resiko-resikonya. Setiap orang juga berhak memilih, termasuk mencintai sahabatnya sendiri.

Iya Kamu, Siapa lagi?

Diposting oleh Unknown di 09.05 0 komentar
Kamu ingin tau siapa yang sedang aku rindukan sekarang? Bacalah kata pertama dari tulisan ini :)

Mencintaimu Ada Caranya

Diposting oleh Unknown di 08.58 0 komentar

Kita sering menghindari orang yang (katanya) mencintai kita. Karena kita tidak ingin dicintai oleh orang tersebut. Karena kita tidak suka disukai oleh orang tersebut.

Kita sering mengejar orang yang (sepertinya) kita cintai. Karena kita menginginkannya meski orang itu enggan. Kita menjadi orang yang dihindari, bahkan menjadi orang yang dibenci. Padahal kita datang dengan rasa cinta?

Kita bertanya, “Apa salahnya?”

Kita akan belajar kebijaksanaan bila kita mampu menempatkan diri dalam posisi-posisi orang lain. Orang-orang yang kita benci, orang-orang yang kita hindari, orang-orang yang kita enggan bergaul dengannya, orang-orang yang bahkan sering kita caci. 

Kita kehilangan banyak waktu untuk urusan yang tidak begitu perlu, kita kehilangan banyak kesempatan demi mengejar hal-hal yang sama sekali tidak penting. Kita terlalu bersedih pada penolakan, padahal kita pun sering melakukan penolakan. Kita terlalu berduka karena dijauhi, padahal kita pun sering menjauhi.

Kita harus belajar mencintai dengan bijaksana. Sesuatu yang sering dilupakan oleh banyak manusia. Tidak gegabah dan terburu-buru, tidak terlalu menampilkan isi hati, pandai menyiasati perasaan, berhati-hati dalam berucap, pandai mengatur logika. Cinta tidak akan menjadi sebuah keindahan bila diikuti dengan laku yang tidak santun.

Bukankah kita menghindari seseorang yang mencintai kita bukan karena orang tersebut? Lebih kepada caranya mencintai kita yang begitu norak. Kita ingin diperlakukan dengan istimewa dan terhormat. Maka, belajarlah untuk memperlakukan cinta kita kepada orang lain secara terhormat. Kita akan belajar menyikapi perasaan kita dengan bijaksana.

Uniknya sebuah Tulisan

Diposting oleh Unknown di 08.54 0 komentar
Mencintai tulisan itu unik. Kita tidak tahu rupa,fisik, keseharian penulis yang sebenarnya. Namun kita mengetahui isi hatinya, pemikirannya, bahkan dunia yang sedang dia ciptakan melalui tulisannya. Mungkin dari sinilah para introvert, penggila buku, penggemar kesunyian saling bertemu.

Dengan Cara Kita Sendiri

Diposting oleh Unknown di 08.44 0 komentar


Kita akan (saling) jatuh cinta dengan cara kita sendiri. Tidak peduli orang lain mau berkata seperti apa, kita menikmati setiap waktu yang membuat jarak semakin dekat. Kita akan jatuh cinta dengan cara kita sendiri. Bukan dengan banyaknya pesan yang dikirim, bukan pula dengan banyaknya bunga yang diberikan. Apalagi sekadar ucapan salam. Tidak ada semua itu.
Kita akan saling jatuh cinta dengan cara kita sendiri. Dengan buku yang sama, yang kita baca. Dengan tulisan yang sama, yang kita tulis. Dengan tidak memberi tahu satu sama lain bahwa masing-masing kita sedang sibuk berdoa. Kita akan saling jatuh cinta dengan cara kita sendiri. Tidak ada pertemuan yang sering, tidak pernah ada telepon yang berdering. Tidak ada semua itu.
Kita akan saling jatuh cinta dengan cara kita sendiri. Dengan menulis catatan perjalanan rasa yang masing-masing kita miliki. Tidak bisa diterjemahkan oleh orang lain selain kita sendiri. Tidak akan dipahami maknanya kecuali oleh kita sendiri. Dan kita bahagia karena ternyata kita jatuh cinta dengan cara yang aman.
Kita akan saling jatuh cinta dengan cara kita sendiri. Tanpa memberi tahunya, tanpa pernah menyebut namanya di depan orang lain. Dan kita akan tetap berjalan dengan cara kita sendiri. Tidak peduli orang mau bilang apa. Kita menikmati setiap kali kita jatuh, setiap kali kita merasa aman bahwa cinta kita jatuh pada orang yang tepat.

Selamat Hari Guru..

Diposting oleh Unknown di 08.41 0 komentar
Ketika melihat murid-murid menjengkelkan dan membuat kita kesal, maka hadirkanlah gambaran bahwa di antara satu dari mereka kelak akan menarik tangan kita menuju surga.

Kebahagiaan kita adalah saat menyadari murid kita adalah butiran tasbih pengabdian kita kepada-Nya”.

Tetap berjuang wahai para guru..!!!
"Selamat Hari Guru Nasional"

Jika Kamu Datang Kepada Orangtuaku

Diposting oleh Unknown di 08.37 0 komentar
Jika suatu hari kamu datang kepada kedua orangtuaku
Dengarkan aku, kamu tidak perlu takut
Mereka bukan seorang hantu yang akan menghantuimu
Bukan pula seorang vampire yang akan menggigitmu ketika kamu berkunjung
Jika suatu masa kamu telah menetapkan hatimu untuk berjalan denganku dijalanNya
Dan kamu bermaksud memintaku pada ayahku
Dengarkanlah aku, kamu tidak perlu khawatir
Ayahku bukan seorang yang akan marah tanpa sebab
Bukan pula seorang yang akan mengusir seseorang tanpa alasan yang jelas
Jika suatu waktu kamu berniat menggenapi agamamu bersamaku
Dan kamu bermaksud bercerita pada ibuku
Dengarkanlah aku, kamu tidak perlu gugup
Ibuku bukan seorang yang keras kepala
Bukan pula seorang yang cuek dan tidak peduli
Kamu, dengarkanlah aku
Ayah dan ibuku itu sama seperti ayah dan ibumu juga, sama-sama orangtua
Ayah dan ibuku itu hanya mengkhawatirkan puteri nya ini, sama seperti ayah dan ibumu juga yang mengkhawatirkanmu, putera nya
Jika kamu datang kepada orangtuaku nanti
Yakinkanlah kedua orangtuaku
Yakinkan bahwa kamu akan memastikan aku baik-baik saja bersamamu
Jika kamu datang kepada orangtuaku nanti
Dan kau dapati jawaban “Iya” dari mereka
Tuhan beserta malaikatNya sedang membersamaimu dalam perjuanganmu
Jika kamu datang kepada orangtuaku nanti
Semoga Tuhan memudahkan langkah mu
Jika kamu datang kepada orangtuaku nanti
Semoga Tuhan menguatkan hatimu dan menghilangkan keraguan serta  ketakutan dalam hatimu
Jika kamu datang kepada orangtuaku nanti
Dan kau dapati jawaban “Iya” dari istikharahku
Kamulah mungkin yang telah Tuhan takdirkan untuk aku mengabdi padamu
 

Saleha's blogger © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor