Di suatu senja yang mungkin di tahun depan nanti, mungkin kita sedang merebahkan badan di tengah rerumputan yang luas. Menunggu datangnya bintang-bintang. Berpegangan tangan, sambil sesekali bertukar pandang.
Di suatu senja yang mungkin di tahun depan nanti, mungkin kita sedang bercengkerama berdua di sebuah kebun bunga yang kita rawat setiap hari. Aku membuatkan kamu secangkir kopi, lalu bergantian menyesapnya dari gelas yang sama.
Di suatu senja yang mungkin di tahun depan nanti, mungkin kita sedang membaca buku yang sama, berdua saja, di sebuah perpustakaan di tengah kota. Saling tertawa karena mengingat pertemuan kita, diawali dari sebuah benda yang sedang kita genggam bersama.
Di suatu senja yang mungkin di tahun depan nanti, mungkin kita sedang berlomba menuliskan kisah yang sama, yang baru saja kita lalui hari itu. Lalu menuliskannya di akun blogspot masing-masing. Lalu kita berpandangan sejenak, saling tertawa, karena mengingat pertemuan kita, juga diawali dari sebuah sosial media yang sedang kita tulisi bersama.
Dan hari ini, kita cukupkan saja untuk membayangkan itu semua. Kita berjuang sajalah dahulu, dari dua tempat yang berbeda. Supaya kita segera dipertemukan di suatu senja yang mungkin di tahun depan nanti.
Adalah benar, jika cinta dapat membuat seseorang lancar berkata-kata. Seperti ini. Seperti yang sedang kulakukan di tulisan ini.