PENDAHULUAN
Sebelum membahas lebih jauh mengenai teknik-teknik
pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dalam kegiatan bimbingan dan konseling maka
sebagai konselor harus mampu menilik atau mengetahui bimbingan dan atau jenis
konseling seperti apa yang harus diberikan kepada konseling atau klien. Jenis
bantuan tersebut akan mengarah kepada jenis-jenis masalah individu, khususnya
dalam lingkup sekolah yang meliputi masalah pendidikan (pengajaran atau
belajar), masalah pribadi dan sosial, masalah pekerjaan (karier) dimana setiap
jenis masalah yang dimiliki oleh individu memiliki cara penanganan atau
penyelesaian yang berbeda. Adapun Coleman dalam Thompson dan Rudolph
(Priyanto,2004:112), mengemukakan bahwa proses bimbingan dan konseling
bertujuan “memberikan dukungan, memberikan wawasan, pandangan, pemahaman,
keterampilan, dan alternatif baru untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.”
Karena karakteristik setiap individu berbeda-beda, ada
karakter individu yang sangat tertutup dan ada juga yang sangat terbuka maka
seorang konselor kemungkinan sulit untuk mencari tahu atau mencari data tentang
seorang konseli, dalam kegiatan bimbingan dan konseling memiliki teknik-teknik
untuk mendapatkan data dalam kegiatan bimbingan dan konseling.
Selanjutnya mengenai teknik-teknik bimbingan dan konseling,
H.M. Umar dan Sartono: Bimbingan
dan Penyuluhan (1998:151)
menyatakan bahwa pada garis besarnya, cara-cara yang dipergunakan dalam
bimbingan dan konseling ada dua macam, yaitu pendekatan secara kelompok (group
guidance) dan pendekatan secara individu (individual konseling). di dalam
bimbingan individu ada dua jenis teknik yang dipergunakan, yaitu jenis tes dan
jenis instrumen non-tes , sedangkan dalam pendekatan secara kelompok akan
dijelaskan tentang pengertian, tujuan dan fungsi dari bimbingan kelompok serta
diuraikan lebih jelas tentang teknik-teknik bimbingan konseling.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian, fungsi, dan tujuan bimbingan
kelompok
Bimbingan kelompok
dapat diartikan sebagai suatu upaya bimbingan yang dilakukan melalui situasi ,
proses dan kegiatan kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah individu-individu
dalam suatu kelompok agar individu yang diberikan bimbingan mendapatkan
pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri menuju
perkembangan yang optimal. Adapun keunggulan dari pelaksanaan kegiatan
bimbingan kelompok, yaitu :
1.
Bimbingan kelompok dapat bersifat lebih efektif dan efisien.
2.
Pelaksanaan bimbingan kelompok akan mendorong terjadinya pertukaran
pengalaman-pengalaman antara anggota dalam kelompok.
Menurut Dewa Ketut
Sukardi (2000:48) layanan bimbingan kelompok itu memiliki tiga fungsi, yaitu
1). Fungsi informative
2). Fungsi pengembangan
3). Fungsi preventif dan kreatif, fungsi ini digunakan untuk
keperluan terapi masalah
masalah psikologi
seperti psikodrama atau sosiodrama untuk keperluan terapi
masalah atau
konflik.
Tujuan umum layanan
bimbingan kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi anggota kelompok.
Menurut Slameto (1988:6) bahwa tujuan layanan bimbingan kelompok adalah
membantu individu dalam menilai dirinya untuk mencapai self understanding,
mempunyai pandangan yang luas tentang dirinya dalam hubungannya dengan orang
lain, mempunyai pandangan yang luas terhadap faktor-faktor sosial yang
mempengaruhi perkembangan kepribadian. Selain itu Bennet yang dikutip oleh Tati
Romlah (1989), merumuskan tiga tujuan layanan bimbingan kelompok, yaitu :
-
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mempelajari hal-hal penting yang berguna bagi pengarahan
dirinya, yang berkaitan dengan pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.
-
Memberikan
layanan-layanan penyembuhan melalui kegiatan kelompok dengan mempelajari
masalah-masalah manusia pada umumnya dan menghilangkan ketegangan emosi untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dalam suasana permisif.
-
Untuk mencapai
tujuan-tujuan bimbingan secara lebih efektif daripada melalui kegiatan
bimbingan individu.
Priyanto, dkk(1995) merumuskan beberapa tujuan
bimbingan kelompok yang secara umum adalah untuk membantu individu agar
berkembang optimal melalui pendekatan kelompok. Secara lebih khusus tujuan
bimbingan kelompok adalah sebagai berikut :
-
Membantu individu dalam
kelompok untuk memperoleh pemahaman tentang diri dan
Lingkungannya.
-
Membantu memberikan
orientasi dalam memasuki atau menghadapi situasi, lingkungan dan pengalaman
baru.
-
Membantu menemukan
masalah-masalah pribadi.
-
Membantu memberikan
penyesuaian diri dam penyembuhan terhadap gejala-gejala gangguan penyesuaian
diri.
Dari sumber lain juga memiliki persepsi mengenai
tujuan-tujuan yang mendasari pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, yaitu
sebagai berikut :
1.
Tujuan bimbingan
kelompok menurut Winkel dan Sri Hastuti (2004:547) adalah menunjang
perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masing-masing anggota
kelompokserta meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok guna untuk mencapai
berbagai tujuan yang dirumuskan. Selain itu bimbingan tujuan kelompok bertujuan
untuk merespon kebutuhan dan minat peserta didik.
2.
Tujuan bimbingan
kelompok menurut Tohirin (2007:172), di kelompokkan menjadi dua, yaitu: tujuan
umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum bimbingan
kelompok, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bersosialisasi, khususnya
kemampuan berkomunikasi dengan siswa.
Tujuan khusus bimbingan
kelompok, mendprong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap
yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yaitu peningkatan
kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal.
Berdasarkan pendapat
diatas dapat dikatakan bahwa tujuan layanan bimbingan kelompok sepenuhnya berorientasi
pada usaha untuk membantu perkembangan siswa dari berbagai segi.
2.
Layanan bimbingan kelompok
Layanan bimbingan kelompok yaitu layanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien), secara
bersama-sama, melalui dinamika kelompok, memperoleh berbagai bahan dari
narasumber tertentu (terutama dari guru pembimbing), membahas secara bersama-sama
pokok bahasan (topic) tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan
kehidupan mereka sehari-hari, dan atau untuk pengembangan kemampuan social,
baik sebagai individu maupun sebagai pelajar. Dan, hal ini juga berguna untuk
pertimbangan dalam pengambilan keputusan atautindakan tertentu.
3.
Layanan
Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok yaitu layanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh
kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya
melalui dinamika kelompok.Masalah yang dibahas itu adalah masalah-masalah
pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
Sehingga
beberapa hal tersebut, ada juga kegiatan pendukung, diantaranya:
-
Aplikasi
instrumentasi, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik
(klien), keterangan tentang lingkungan peserta didik, dan lingkungan yang lebih
luas. Pengumpulan data ini dapat dilakukan
dengan berbagai cara melalui instrumen, baik tes maupun non tes.
-
Himpunan
data, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk menghimpun seluruh data
dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik
(klien). Himpunan data perlu diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik,
comprehensife, terpadu , dan sifatnya tertutup.
-
Konferensi
kasus, yautu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik (klein) dalam suatu
forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak. Kegiatan ini diharapkan
dapat memberikan bahan, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentasnya
permasalahan tersebut. Pertemuan ini dalam rangka konferensikasus bersifat
terbatas dan tertutup.
-
Kunjungan
rumah, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk memperoleh
data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskan nya permasalahan
peserta didik (klien) melalui kunjungan ke rumah nya. Kegiatan ini memerlukan
kerja sama yang penuh dari orang tua dan anggota keluarga klien yang lain nya.
-
Alih
tangan kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah
yanf dialami peserta didik (klien) dengan memindahkan penanganan kasus dari
satu pihak ke pihak lain nya. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang erat dan
mantap anatara berbagai pihak yang dapat memberikan bantuan dan atas penanganan
masalah tersebut (terutama kerja sama
dari ahli lain tempat kasus itu dialihtangankan).
Kegiatan layanan serta pendukung bimbingan
dan konseling ini saling terkait dan saling menunjang, baik langsung maupun
tidak langsung.Saling terkaitan dan tunjang menunjang antara layanan dan
pendukung itu menyangkut pula fungsi-fungsi yang diemban oleh masing-masing
layanan/kegiatan pendukung.
Dengan berbagai layanan yang ada,
bimbingan dan konseling dapat menjangkau semua elemen, tidak terbatas pada satu
konseling, baik individu maupun kelompok, baik dalam konteks psokologi,
orientasi pembelajaran, maupun hal lain-lainnya. Semua dapat di-cover secara keseluruhan. Sedangkan,
kegiatan pendukungnya dapat semakin memantapkan peran dan fungsi konseling
dalam menyelesaikan setiap masalah yang muncul, tidak terkatung-katung dan
selalu memberikan solusi terbaik bagi kehidupan konseling
.
4.
Teknik-Teknik
Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok
dapat diartikan sebagai suatu upaya bimbingan yang dilakukan melalui situasi,
proses dan kegiatan kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah
individu-individu dalam suatu kelompok agar individu yang diberikan bimbingan
mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan
diri menuju perkembangan yang optimal.
Penggunaan teknik dalam kegiatan
bimbingan kelompok mempunyai banyak fungsi selain dapat lebih memfokuskan
kegaiatan bimbingan kelompok terhadap tujuan yang ingin dicapai tetapi juga
dapat membuat suasana yang terbangun dalam kegiatan bimbingan kelompok agar
lebih bergairah dan tidak cepat membuat siswa jenuh mengikutinya, seperti yang
dikemukakan oleh Tatiek Romlah (2001: 86) “Bahwa teknik bukan merupakan tujuan
tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Beberapa ateknik yang biasa
digunakan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok yaitu, antara lain :
1. Teknik
pemberian informasi (expository)
Teknik pemberian informasi disebut juga
dengan metode ceramah, yaitu pemberian penjelasan oleh seorang pembicara kepada
sekelompok pendengar. Pelaksanaan teknik pemberian informasi mencakup tiga hal,
yaitu : perencanaan, pelaksanaan, penilaian. Keuntungan teknik pemberian
informasi antara lain adalah :
(a) dapat melayani banyak orang,
(b) tidak membutuhkan banyak waktu
sehingga efisien,
(c) tidak terlalu banyak memerlukan
fasilitas,
(d) mudah dilaksanakan disebanding
dengan teknik lain.
Sedangkan kelemahannya adalah antara
lain :
(1) sering dilaksanakan secara menolog,
(2) individu yang mendengarkan kurang
aktif,
(3) memerlukan ketrampilan berbicara,
supaya penejelasan menjadi menarik.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
tersebut, pada waktu memberikan informasi, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
a. Sebelum
memilih teknik pemberian informasi, perlu dipertimbangka
apakah
cara tersebut merupakan cara yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan
individu yang dibimbing.
b. Mempersiapkan
bahan informasi dengan sebaik-baiknya.
c. Usahakan
untuk menyiapkan bahan yang dapat dipelajari sendiri oleh pendengar atau siswa.
d. Usahakan
berbagai variasi penyampaian agar pendengar menjadi lebih aktif .
e. Gunakan
alat bantu yang dapat memperjelas pengertian pendengar terhadap layanan yang
disampaikan.
2. Diskusi
kelompok
Diskusi
kelompok adalah percakapan yang telah direncanakan antara tiga orang atau lebih
dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau untuk memperjelas suatu persoalan.
Dinkmeyer dan Munro dalam Romlah (2001: 89) menyebutkan tiga macam tujuan
diskusi kelompok yaitu : (1) untuk mengembangkan terhadap diri sendiri, (2)
untuk mengembangkan kesadaran tentang diri, (3) untuk mengembangkan pandangan
baru mengenai hubungan antar manusia.
3. Teknik
pemecahan masalah (problem solving)
Teknik
pemecahan masalah mengajarkan pada individu bagaimana pemecahan masalah secara
sistematis. Langkah-langkah pemecahan masalah secara sistematis adalah :
a) Mengidentifikasi
dan merumuskan masalah
b) Mencari
sumber dan memperkirakan sebab-sebab masalah
c) Mencari
alternatif pemecahan masalah
d) Menguji
masing-masing alternative
e) Memilih
dan melaksanakan alternatif yang paling menguntungkan
f) Mengadakan
penilaian terhadap hasil yang dicapai
4. Permainan
peranan (role playing)
Bennett
dalam Tatiek Romlah (2001: 99) mengemukakan : bahwa permainan peranan adalah
suatu alat belajar yang menggambarkan ketrampilan-ketrampilan dan
pengertian-pengertian mengenai hubungan antar manusia dengan jalan memerankan
situasi-situasi yang paralel dengan yang terjadi dalam kehidupan yang
sebenarnya. Didalamnya Bennett menyebutkan ada dua macam permainan peranan,
yaitu sosiodrama adalah permainan peranan yang ditujukan untuk memecahkan
masalah sosial yang timbul dalam hubungan antar manusia. Sedangkan kedua adalah
psikodrama adalah permainan yang dimaksudkan agar individu yang bersangkutan
dapat memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya, dapat menemukan konsep
dirinya, menyatakan kebutuhan-kebutuhannya, dan menyatakan reaksi terhadap
tekanan-tekanan terhadap dirinya.
5. Permainan
simulasi (simulation games)
Menurut
Adams dalam Romlah (2001: 109) menyatakan bahwa permainam simulasi adalah
permainan yang dimaksudkan untuk merefleksikan situasi- situasi yang terdapat
dalam kehidupan sebenarnya. Permainan simulasi dapat dikatakan merupakan
permainan peranan dan teknik diskusi.
6. Home
room
Home
room yaitu suatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru dapat
mengenal murid-muridnya lebih baik, sehingga dapat membantunya secara efisien.
Kegiatan ini dilakukan dalam kelas dalam bentuk pertemuan antara guru dengan
murid diluar jam-jam pelajaran untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap
perlu.
Dalam
program home room ini hendaknya diciptakan suatu situasi yang bebas dan
menyenangkan, sehingga murid-murid dapat mengutarakan perasaannya seperti
dirumah.
Dalam
kesempatan ini diadakan tanya jawab, menampung pendapat, merencanakan suatu kegiatan,
dan sebagainya.
7. Karyawisata/
field trip
Kegiatan
rekreasi yang dikemas denga metode mengajar untuk bimbingan kelompok dengan
tujuan siswa dapat memperoleh penyesuaian dalam kelompok untuk dapat kerjasama
dan penuh tanggungjawab. Metode karyawisata berguna bagi siswa untuk
membantu mereka memahami kehidupan ril dalam lingkungan beserta segala
masalahnya . Misalnya, siswa diajak ke museum, kantor, percetakan, bank,
pengadilan, atau ke suatu tempat yang mengandung nilai sejarah/kebudayaan tertentu. Kegiatan karya wisata berkaitan dengan kegiatan
mendapatkan informasi, karena pada kegiatan karya wisata berlangsung maka
secara langsung siswa dapat meninjau objek-objek menarik dan mereka mendapatkan
informasi yang lebih baik dari objek itu, selain itu siswa-siswa juga mendapat
kesempatan untuk memperoleh penyesuaian dalam kehidupan kelompok, serta dapat
mengembangkan bakat dan cita-citanya.
8.
Pengajaran remedial
Merupakan suatu usaha pembimbing untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam menguasai pelajaran tertentu, terutama yang tidak
dapat diatasi secara klasikal.
9.
Organisasi siswa atau kegiatan kelompok
Organisasi siswa atau kegiatan kelompok baik dalam lingkungan
sekolah maupun di luar sekolah, merupakan salah satu cara dalam bimbingan
kelompok, karena melalui organisasi banyak masalah yang bersifat
individual maupun kelompok dapat diselesaikan. Dalam organisasi, siswa
mendapatkan kesempatan untuk mengenal berbagai aspek kehidupan sosial, siswa
juga dapat mengembangkan bakat kepemimpinanya, memupuk rasa tanggung jawab dan
harga diri.
Kesimpulan
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan pelayanan yang
diberikan oleh pribadi atau individu yang profesional yang mengarah pada
pemberian bantuan kepada seorang konseli atau kelompok, dimana kegiatan
bimbingan dan konseling lebih berkaitan pada teknik-teknik yang mendasari
kegiatan bimbingan dan konseling. memberikan sebuah bantuan atau pelayanan pada
seoarang atau kelompok klien tentu akan berbeda sesuai dengan jenis masalah
yang dialami oleh klien yang berbeda-beda, ada masalah pendidikan, pribadi dan
sosial serta maslah pekerjaan atau karier. Teknik-teknik dalam kegiatan
bimbingan dan konseling dibedakan menurut jumlah klien yang dilayani (bimbingan
kelompok dan konseling individual), dalam konseling individu terdapat dua cara
dalam pemahaman individu yaitu pemahaman jenis tes dan non-tes seperti yang
telah dijelaskan di atas. Bimbingan kelompok merupakan suatu upaya bimbingan
yang dilakukan melalui situasi , proses dan kegiatan kelompok yang bertujuan
agar individu-individu dalam suatu kelompok mendapatkan pemahaman diri,
penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri menuju perkembangan yang
optimal.
Daftar
Pustaka
- Asmani Ma’mur Jamal, 2010. Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jogjakarta : Diva Press
- Salahudin Anas, 2010. Bimbingan dan Konseling.
Bandung : CV Pustaka Setia
PENDAHULUAN
Sebelum membahas lebih jauh mengenai teknik-teknik
pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dalam kegiatan bimbingan dan konseling maka
sebagai konselor harus mampu menilik atau mengetahui bimbingan dan atau jenis
konseling seperti apa yang harus diberikan kepada konseling atau klien. Jenis
bantuan tersebut akan mengarah kepada jenis-jenis masalah individu, khususnya
dalam lingkup sekolah yang meliputi masalah pendidikan (pengajaran atau
belajar), masalah pribadi dan sosial, masalah pekerjaan (karier) dimana setiap
jenis masalah yang dimiliki oleh individu memiliki cara penanganan atau
penyelesaian yang berbeda. Adapun Coleman dalam Thompson dan Rudolph
(Priyanto,2004:112), mengemukakan bahwa proses bimbingan dan konseling
bertujuan “memberikan dukungan, memberikan wawasan, pandangan, pemahaman,
keterampilan, dan alternatif baru untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.”
Karena karakteristik setiap individu berbeda-beda, ada
karakter individu yang sangat tertutup dan ada juga yang sangat terbuka maka
seorang konselor kemungkinan sulit untuk mencari tahu atau mencari data tentang
seorang konseli, dalam kegiatan bimbingan dan konseling memiliki teknik-teknik
untuk mendapatkan data dalam kegiatan bimbingan dan konseling.
Selanjutnya mengenai teknik-teknik bimbingan dan konseling,
H.M. Umar dan Sartono: Bimbingan
dan Penyuluhan (1998:151)
menyatakan bahwa pada garis besarnya, cara-cara yang dipergunakan dalam
bimbingan dan konseling ada dua macam, yaitu pendekatan secara kelompok (group
guidance) dan pendekatan secara individu (individual konseling). di dalam
bimbingan individu ada dua jenis teknik yang dipergunakan, yaitu jenis tes dan
jenis instrumen non-tes , sedangkan dalam pendekatan secara kelompok akan
dijelaskan tentang pengertian, tujuan dan fungsi dari bimbingan kelompok serta
diuraikan lebih jelas tentang teknik-teknik bimbingan konseling.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian, fungsi, dan tujuan bimbingan
kelompok
Bimbingan kelompok
dapat diartikan sebagai suatu upaya bimbingan yang dilakukan melalui situasi ,
proses dan kegiatan kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah individu-individu
dalam suatu kelompok agar individu yang diberikan bimbingan mendapatkan
pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri menuju
perkembangan yang optimal. Adapun keunggulan dari pelaksanaan kegiatan
bimbingan kelompok, yaitu :
1.
Bimbingan kelompok dapat bersifat lebih efektif dan efisien.
2.
Pelaksanaan bimbingan kelompok akan mendorong terjadinya pertukaran
pengalaman-pengalaman antara anggota dalam kelompok.
Menurut Dewa Ketut
Sukardi (2000:48) layanan bimbingan kelompok itu memiliki tiga fungsi, yaitu
1). Fungsi informative
2). Fungsi pengembangan
3). Fungsi preventif dan kreatif, fungsi ini digunakan untuk
keperluan terapi masalah
masalah psikologi
seperti psikodrama atau sosiodrama untuk keperluan terapi
masalah atau
konflik.
Tujuan umum layanan
bimbingan kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi anggota kelompok.
Menurut Slameto (1988:6) bahwa tujuan layanan bimbingan kelompok adalah
membantu individu dalam menilai dirinya untuk mencapai self understanding,
mempunyai pandangan yang luas tentang dirinya dalam hubungannya dengan orang
lain, mempunyai pandangan yang luas terhadap faktor-faktor sosial yang
mempengaruhi perkembangan kepribadian. Selain itu Bennet yang dikutip oleh Tati
Romlah (1989), merumuskan tiga tujuan layanan bimbingan kelompok, yaitu :
-
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mempelajari hal-hal penting yang berguna bagi pengarahan
dirinya, yang berkaitan dengan pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.
-
Memberikan
layanan-layanan penyembuhan melalui kegiatan kelompok dengan mempelajari
masalah-masalah manusia pada umumnya dan menghilangkan ketegangan emosi untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dalam suasana permisif.
-
Untuk mencapai
tujuan-tujuan bimbingan secara lebih efektif daripada melalui kegiatan
bimbingan individu.
Priyanto, dkk(1995) merumuskan beberapa tujuan
bimbingan kelompok yang secara umum adalah untuk membantu individu agar
berkembang optimal melalui pendekatan kelompok. Secara lebih khusus tujuan
bimbingan kelompok adalah sebagai berikut :
-
Membantu individu dalam
kelompok untuk memperoleh pemahaman tentang diri dan
Lingkungannya.
-
Membantu memberikan
orientasi dalam memasuki atau menghadapi situasi, lingkungan dan pengalaman
baru.
-
Membantu menemukan
masalah-masalah pribadi.
-
Membantu memberikan
penyesuaian diri dam penyembuhan terhadap gejala-gejala gangguan penyesuaian
diri.
Dari sumber lain juga memiliki persepsi mengenai
tujuan-tujuan yang mendasari pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, yaitu
sebagai berikut :
1.
Tujuan bimbingan
kelompok menurut Winkel dan Sri Hastuti (2004:547) adalah menunjang
perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masing-masing anggota
kelompokserta meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok guna untuk mencapai
berbagai tujuan yang dirumuskan. Selain itu bimbingan tujuan kelompok bertujuan
untuk merespon kebutuhan dan minat peserta didik.
2.
Tujuan bimbingan
kelompok menurut Tohirin (2007:172), di kelompokkan menjadi dua, yaitu: tujuan
umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum bimbingan
kelompok, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bersosialisasi, khususnya
kemampuan berkomunikasi dengan siswa.
Tujuan khusus bimbingan
kelompok, mendprong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap
yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yaitu peningkatan
kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal.
Berdasarkan pendapat
diatas dapat dikatakan bahwa tujuan layanan bimbingan kelompok sepenuhnya berorientasi
pada usaha untuk membantu perkembangan siswa dari berbagai segi.
2.
Layanan bimbingan kelompok
Layanan bimbingan kelompok yaitu layanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien), secara
bersama-sama, melalui dinamika kelompok, memperoleh berbagai bahan dari
narasumber tertentu (terutama dari guru pembimbing), membahas secara bersama-sama
pokok bahasan (topic) tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan
kehidupan mereka sehari-hari, dan atau untuk pengembangan kemampuan social,
baik sebagai individu maupun sebagai pelajar. Dan, hal ini juga berguna untuk
pertimbangan dalam pengambilan keputusan atautindakan tertentu.
3.
Layanan
Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok yaitu layanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh
kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya
melalui dinamika kelompok.Masalah yang dibahas itu adalah masalah-masalah
pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
Sehingga
beberapa hal tersebut, ada juga kegiatan pendukung, diantaranya:
-
Aplikasi
instrumentasi, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik
(klien), keterangan tentang lingkungan peserta didik, dan lingkungan yang lebih
luas. Pengumpulan data ini dapat dilakukan
dengan berbagai cara melalui instrumen, baik tes maupun non tes.
-
Himpunan
data, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk menghimpun seluruh data
dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik
(klien). Himpunan data perlu diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik,
comprehensife, terpadu , dan sifatnya tertutup.
-
Konferensi
kasus, yautu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik (klein) dalam suatu
forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak. Kegiatan ini diharapkan
dapat memberikan bahan, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentasnya
permasalahan tersebut. Pertemuan ini dalam rangka konferensikasus bersifat
terbatas dan tertutup.
-
Kunjungan
rumah, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk memperoleh
data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskan nya permasalahan
peserta didik (klien) melalui kunjungan ke rumah nya. Kegiatan ini memerlukan
kerja sama yang penuh dari orang tua dan anggota keluarga klien yang lain nya.
-
Alih
tangan kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah
yanf dialami peserta didik (klien) dengan memindahkan penanganan kasus dari
satu pihak ke pihak lain nya. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang erat dan
mantap anatara berbagai pihak yang dapat memberikan bantuan dan atas penanganan
masalah tersebut (terutama kerja sama
dari ahli lain tempat kasus itu dialihtangankan).
Kegiatan layanan serta pendukung bimbingan
dan konseling ini saling terkait dan saling menunjang, baik langsung maupun
tidak langsung.Saling terkaitan dan tunjang menunjang antara layanan dan
pendukung itu menyangkut pula fungsi-fungsi yang diemban oleh masing-masing
layanan/kegiatan pendukung.
Dengan berbagai layanan yang ada,
bimbingan dan konseling dapat menjangkau semua elemen, tidak terbatas pada satu
konseling, baik individu maupun kelompok, baik dalam konteks psokologi,
orientasi pembelajaran, maupun hal lain-lainnya. Semua dapat di-cover secara keseluruhan. Sedangkan,
kegiatan pendukungnya dapat semakin memantapkan peran dan fungsi konseling
dalam menyelesaikan setiap masalah yang muncul, tidak terkatung-katung dan
selalu memberikan solusi terbaik bagi kehidupan konseling
.
4.
Teknik-Teknik
Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok
dapat diartikan sebagai suatu upaya bimbingan yang dilakukan melalui situasi,
proses dan kegiatan kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah
individu-individu dalam suatu kelompok agar individu yang diberikan bimbingan
mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan
diri menuju perkembangan yang optimal.
Penggunaan teknik dalam kegiatan
bimbingan kelompok mempunyai banyak fungsi selain dapat lebih memfokuskan
kegaiatan bimbingan kelompok terhadap tujuan yang ingin dicapai tetapi juga
dapat membuat suasana yang terbangun dalam kegiatan bimbingan kelompok agar
lebih bergairah dan tidak cepat membuat siswa jenuh mengikutinya, seperti yang
dikemukakan oleh Tatiek Romlah (2001: 86) “Bahwa teknik bukan merupakan tujuan
tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Beberapa ateknik yang biasa
digunakan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok yaitu, antara lain :
1. Teknik
pemberian informasi (expository)
Teknik pemberian informasi disebut juga
dengan metode ceramah, yaitu pemberian penjelasan oleh seorang pembicara kepada
sekelompok pendengar. Pelaksanaan teknik pemberian informasi mencakup tiga hal,
yaitu : perencanaan, pelaksanaan, penilaian. Keuntungan teknik pemberian
informasi antara lain adalah :
(a) dapat melayani banyak orang,
(b) tidak membutuhkan banyak waktu
sehingga efisien,
(c) tidak terlalu banyak memerlukan
fasilitas,
(d) mudah dilaksanakan disebanding
dengan teknik lain.
Sedangkan kelemahannya adalah antara
lain :
(1) sering dilaksanakan secara menolog,
(2) individu yang mendengarkan kurang
aktif,
(3) memerlukan ketrampilan berbicara,
supaya penejelasan menjadi menarik.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
tersebut, pada waktu memberikan informasi, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
a. Sebelum
memilih teknik pemberian informasi, perlu dipertimbangka
apakah
cara tersebut merupakan cara yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan
individu yang dibimbing.
b. Mempersiapkan
bahan informasi dengan sebaik-baiknya.
c. Usahakan
untuk menyiapkan bahan yang dapat dipelajari sendiri oleh pendengar atau siswa.
d. Usahakan
berbagai variasi penyampaian agar pendengar menjadi lebih aktif .
e. Gunakan
alat bantu yang dapat memperjelas pengertian pendengar terhadap layanan yang
disampaikan.
2. Diskusi
kelompok
Diskusi
kelompok adalah percakapan yang telah direncanakan antara tiga orang atau lebih
dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau untuk memperjelas suatu persoalan.
Dinkmeyer dan Munro dalam Romlah (2001: 89) menyebutkan tiga macam tujuan
diskusi kelompok yaitu : (1) untuk mengembangkan terhadap diri sendiri, (2)
untuk mengembangkan kesadaran tentang diri, (3) untuk mengembangkan pandangan
baru mengenai hubungan antar manusia.
3. Teknik
pemecahan masalah (problem solving)
Teknik
pemecahan masalah mengajarkan pada individu bagaimana pemecahan masalah secara
sistematis. Langkah-langkah pemecahan masalah secara sistematis adalah :
a) Mengidentifikasi
dan merumuskan masalah
b) Mencari
sumber dan memperkirakan sebab-sebab masalah
c) Mencari
alternatif pemecahan masalah
d) Menguji
masing-masing alternative
e) Memilih
dan melaksanakan alternatif yang paling menguntungkan
f) Mengadakan
penilaian terhadap hasil yang dicapai
4. Permainan
peranan (role playing)
Bennett
dalam Tatiek Romlah (2001: 99) mengemukakan : bahwa permainan peranan adalah
suatu alat belajar yang menggambarkan ketrampilan-ketrampilan dan
pengertian-pengertian mengenai hubungan antar manusia dengan jalan memerankan
situasi-situasi yang paralel dengan yang terjadi dalam kehidupan yang
sebenarnya. Didalamnya Bennett menyebutkan ada dua macam permainan peranan,
yaitu sosiodrama adalah permainan peranan yang ditujukan untuk memecahkan
masalah sosial yang timbul dalam hubungan antar manusia. Sedangkan kedua adalah
psikodrama adalah permainan yang dimaksudkan agar individu yang bersangkutan
dapat memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya, dapat menemukan konsep
dirinya, menyatakan kebutuhan-kebutuhannya, dan menyatakan reaksi terhadap
tekanan-tekanan terhadap dirinya.
5. Permainan
simulasi (simulation games)
Menurut
Adams dalam Romlah (2001: 109) menyatakan bahwa permainam simulasi adalah
permainan yang dimaksudkan untuk merefleksikan situasi- situasi yang terdapat
dalam kehidupan sebenarnya. Permainan simulasi dapat dikatakan merupakan
permainan peranan dan teknik diskusi.
6. Home
room
Home
room yaitu suatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru dapat
mengenal murid-muridnya lebih baik, sehingga dapat membantunya secara efisien.
Kegiatan ini dilakukan dalam kelas dalam bentuk pertemuan antara guru dengan
murid diluar jam-jam pelajaran untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap
perlu.
Dalam
program home room ini hendaknya diciptakan suatu situasi yang bebas dan
menyenangkan, sehingga murid-murid dapat mengutarakan perasaannya seperti
dirumah.
Dalam
kesempatan ini diadakan tanya jawab, menampung pendapat, merencanakan suatu kegiatan,
dan sebagainya.
7. Karyawisata/
field trip
Kegiatan
rekreasi yang dikemas denga metode mengajar untuk bimbingan kelompok dengan
tujuan siswa dapat memperoleh penyesuaian dalam kelompok untuk dapat kerjasama
dan penuh tanggungjawab. Metode karyawisata berguna bagi siswa untuk
membantu mereka memahami kehidupan ril dalam lingkungan beserta segala
masalahnya . Misalnya, siswa diajak ke museum, kantor, percetakan, bank,
pengadilan, atau ke suatu tempat yang mengandung nilai sejarah/kebudayaan tertentu. Kegiatan karya wisata berkaitan dengan kegiatan
mendapatkan informasi, karena pada kegiatan karya wisata berlangsung maka
secara langsung siswa dapat meninjau objek-objek menarik dan mereka mendapatkan
informasi yang lebih baik dari objek itu, selain itu siswa-siswa juga mendapat
kesempatan untuk memperoleh penyesuaian dalam kehidupan kelompok, serta dapat
mengembangkan bakat dan cita-citanya.
8.
Pengajaran remedial
Merupakan suatu usaha pembimbing untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam menguasai pelajaran tertentu, terutama yang tidak
dapat diatasi secara klasikal.
9.
Organisasi siswa atau kegiatan kelompok
Organisasi siswa atau kegiatan kelompok baik dalam lingkungan
sekolah maupun di luar sekolah, merupakan salah satu cara dalam bimbingan
kelompok, karena melalui organisasi banyak masalah yang bersifat
individual maupun kelompok dapat diselesaikan. Dalam organisasi, siswa
mendapatkan kesempatan untuk mengenal berbagai aspek kehidupan sosial, siswa
juga dapat mengembangkan bakat kepemimpinanya, memupuk rasa tanggung jawab dan
harga diri.
Kesimpulan
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan pelayanan yang
diberikan oleh pribadi atau individu yang profesional yang mengarah pada
pemberian bantuan kepada seorang konseli atau kelompok, dimana kegiatan
bimbingan dan konseling lebih berkaitan pada teknik-teknik yang mendasari
kegiatan bimbingan dan konseling. memberikan sebuah bantuan atau pelayanan pada
seoarang atau kelompok klien tentu akan berbeda sesuai dengan jenis masalah
yang dialami oleh klien yang berbeda-beda, ada masalah pendidikan, pribadi dan
sosial serta maslah pekerjaan atau karier. Teknik-teknik dalam kegiatan
bimbingan dan konseling dibedakan menurut jumlah klien yang dilayani (bimbingan
kelompok dan konseling individual), dalam konseling individu terdapat dua cara
dalam pemahaman individu yaitu pemahaman jenis tes dan non-tes seperti yang
telah dijelaskan di atas. Bimbingan kelompok merupakan suatu upaya bimbingan
yang dilakukan melalui situasi , proses dan kegiatan kelompok yang bertujuan
agar individu-individu dalam suatu kelompok mendapatkan pemahaman diri,
penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri menuju perkembangan yang
optimal.
Daftar
Pustaka
- Asmani Ma’mur Jamal, 2010. Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jogjakarta : Diva Press
- Salahudin Anas, 2010. Bimbingan dan Konseling.
Bandung : CV Pustaka Setia