Welcome

Senin, 16 Februari 2015

Pertolongan Pertama pada Luka Kecil

Diposting oleh Unknown di 03.34 1 komentar
Senin, 16 Febuari 2015

By: Saleha
Cara Merawat Luka Berdarah
Luka yang mengeluarkan darah bagi sebagian orang akan terasa sedikit menakutkan, dan pada kenyataannya setiap orang pasti pernah mengalami yang namanya luka. Entah itu luka karena terjatuh, tertusuk benda tajam,  atau pun karena penyebab lainnya. Luka tersebut biasanya akan mengeluarkan cairan yang berwarna merah kental yang tidak lain adalah “darah”. Jika kita mengalami luka maka jangan panik dan jangan pula di sepelehkan meskipun kita menganggap luka tersebut kecil, karena luka sekecil apapun memiliki resiko terjadinya infeksi.
Perlu untuk kita semua ketahui bahwa infeksi yang sangat membahayakan adalah infeksi tetanus. Tetanus merupakan penyakit serius dan sangat fatal. Dalam banyak kasus yang terjadi banyak korban berjatuhan terinfeksi tetanus salah satu penyebabnya karena mereka enggan untuk mengobati luka kecil yang sedang mereka alami juga masih ada dari mereka yang belum tau cara mengobati luka yang benar. Contoh kasus, seorang anak yang bermain tanpa alas kaki menginjak paku di lapangan ataupun terkena pecahan beling. Kaki anak tersebut berdarah dan tidak tahu cara merawatnya, parahnya anak itu tidak berani bercerita kepada sang ibu karena takut dimarahi. Sampai akhirnya dia beristirahat untuk tidur dan lupa mengobatinya. Tiba-tiba kejadian yang tidak diinginkan pun datang, anak tersebut menggigil dan kejang-kejang. Itulah awal mula terjadinya gejala tetanus hingga akhirnya badan terasa kaku, sulit untuk digerakkan, demam, denyut nadi atau jantung menjadi cepat, kesulitan bernafas, dan harus dirujuk ke rumah sakit.
Ada juga kasus yang pernah terjadi pada paman saya, saat itu kaki paman tertusuk duri dan beliau mencoba untuk mengambil duri yang menancap tersebut dengan menggunakan cemiti, tetapi sayangnya cemiti yang beliau pakai untuk mencabut duri itu berkarat. Beberapa hari kemudian beliau mengalami kaku dan kejang otot sehingga dilarikan ke rumah sakit. Dokter mendiagnosa tanda-tanda dan gejala yang paman alami itu karena infeksi tetanus. Paman dirawat selama 3 hari dirumah sakit namun akhirnya nyawa paman tidak tertolong karena kesulitan bernafas, beliaupun menghembuskan nafas terakhirnya. Ini dapat di jadikan pelajaran untuk kita semua. Kita tentu tidak ingin kejadian tersebut menimpa kita, jangan sampai luka kecil yang sedang kita alami menjadi masalah besar untuk kita. Oleh karenanya, penting untuk kita mengetahui cara menangani luka yang benar.
Langkah-langkah yang perlu kita lakukan, dalam menangani luka yang benar diantaranya:
-          Utamakan sebelum menangani luka, tangan harus dicuci dulu hingga bersih. Jangan sampai luka yang ada terkontaminasi karena kecerobohan kita melalaikan/meremehkan sesuatu yang dianggap kecil.
-          Langkah selanjutnya yaitu, menghentikan pendarahan. Biasanya pendarahan pada luka kecil akan berhenti dengan sendirinya. Jika pendarahan tersebut belum juga berhenti maka berikanlah tekanan lembut pada luka selama 20-30 menit dengan menggunakan kain bersih atau perban steril. Jangan sekalipun mengangkat perban yang sudah menutupi luka anda dibuka kembali karena rasa penasaran anda. Tindakan tersebut tidak berdampak baik karena dapat membuat luka berdarah kembali. Jika darah belum juga berhenti setelah 30 menit, segera meminta bantuan tim medis
-          Bersihkan luka. Gunakan air bersih, hindari menggunakan sabun sembarangan karena beberapa jenis sabun dapat menyebabkan iritasi pada luka. Bila di dalam luka anda masih ada kotoran yang menempel, anda dapat menggunakan penjepit yang sudah disterilkan menggunakan alcohol. Jangan menggunakan alat bantu seperti cemiti/ jarum/ bros/ sejenisnya yang sudah berkarat karena dapat membahayakan diri anda dan memperparah luka anda karena dapat menimbulkan infeksi tetanus yang telah saya jelaskan diatas. Pembersihan pada luka yang benar adalah salah satu cara mengurangi resiko terinfeksi tetanus.
-          Oleskan antiseptik/iodium untuk menghilangkan kuman
-          Tutup luka. Menutup luka dapat dilakukan dengan mengguankan perban. Perban akan menjaga luka tetap bersih sekaligus mencegahnya dari bakteri. Jangan lupa untuk mengganti perban. Jika perban sudah lama, basah dan juga kotor. Bila luka sudah terlihat cukup sembuh dan tidak terkena infeksi, Anda dapat berhenti menggunakan perban karena udara segar akan mempercepat proses pengeringan dan penyembuhan luka.
-          Setelah melakukan penanganan luka, cuci kembali tangan anda hingga bersih menggunakan sabun antiseptik.

Perhatikan tanda-tanda yang terjadi pada luka anda. Jika luka yang anda alami tak kunjung sembuh atau memerah, menimbulkan rasa sakit yang semakin menjadi dari sebelumnya, berair, ataupun membengkak segeralah temui dokter.
Dapatkan suntikan tetanus. Ada baiknya jika anda mendapatkan suntikan anti tetanus sekali dalam sepuluh tahun. Jika luka yang anda alami cukup dalam dan kotor, anda dapat berkonsultasi dengan dokter, konsultasi ini sebaiknya berlangsung dalam masa 48 jam pada saat anda mengalami luka. 
Lakukan hal ini dengan sebaik-baiknya, sayangi diri anda, jaga kebersihan dan kesehatan anda, karena sehat itu mahal. J Pepatah juga mengatakan “Kebersihan pangkal dari Kesehatan”

Deskripsi Penulis:
Saleha adalah seorang mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di IAIN Syekh Nurjati, Cirebon. Menulis, membaca, dan mengoleksi buku terutama novel adalah hobi-hobinya. Pengalamannya di bidang kesehatan ketika aktif mengikuti kegiatan Palang Merah Remaja sejak SMP sampai akhir SMA, sehingga membuatnya ingin berbagi informasi seputar kesehatan. Meskipun belum bisa melanjutkan Perguruan Tinggi di bidang kesehatan, namun mencari pengalaman dan informasi seputar kesehatan terus digali dengan cara banyak berdiskusi bersama kawan-kawan Akademi Keperawatan, Farmasi, maupun Kebidanan juga bersama kenalan dosen-dosen kesehatan, Apoteker, anggota PMI, teman-teman KSR, dan pengalaman dari masyarakat. Untuk lebih mengenalnya bisa menghubungi esaleha@yahoo.co.id. Terimakasih J



Jumat, 02 Januari 2015

Makalah Bimbingan dan Konseling

Diposting oleh Unknown di 11.36 0 komentar


PENDAHULUAN

Sebelum membahas lebih jauh mengenai teknik-teknik pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dalam kegiatan bimbingan dan konseling maka sebagai konselor harus mampu menilik atau mengetahui bimbingan dan atau jenis konseling seperti apa yang harus diberikan kepada konseling atau klien. Jenis bantuan tersebut akan mengarah kepada jenis-jenis masalah individu, khususnya dalam lingkup sekolah yang meliputi masalah pendidikan (pengajaran atau belajar), masalah pribadi dan sosial, masalah pekerjaan (karier) dimana setiap jenis masalah yang dimiliki oleh individu memiliki cara penanganan atau penyelesaian yang berbeda. Adapun Coleman dalam Thompson dan Rudolph (Priyanto,2004:112), mengemukakan bahwa proses bimbingan dan konseling bertujuan “memberikan dukungan, memberikan wawasan, pandangan, pemahaman, keterampilan, dan alternatif baru untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.”
Karena karakteristik setiap individu berbeda-beda, ada karakter individu yang sangat tertutup dan ada juga yang sangat terbuka maka seorang konselor kemungkinan sulit untuk mencari tahu atau mencari data tentang seorang konseli, dalam kegiatan bimbingan dan konseling memiliki teknik-teknik untuk mendapatkan data dalam kegiatan bimbingan dan konseling.
Selanjutnya mengenai teknik-teknik bimbingan dan konseling, H.M. Umar dan Sartono: Bimbingan dan Penyuluhan (1998:151) menyatakan bahwa pada garis besarnya, cara-cara yang dipergunakan dalam bimbingan dan konseling ada dua macam, yaitu pendekatan secara kelompok (group guidance) dan pendekatan secara individu (individual konseling). di dalam bimbingan individu ada dua jenis teknik yang dipergunakan, yaitu jenis tes dan jenis instrumen non-tes , sedangkan dalam pendekatan secara kelompok akan dijelaskan tentang pengertian, tujuan dan fungsi dari bimbingan kelompok serta diuraikan lebih jelas tentang teknik-teknik bimbingan konseling.




PEMBAHASAN

1.     Pengertian, fungsi, dan tujuan bimbingan kelompok
Bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai suatu upaya bimbingan yang dilakukan melalui situasi , proses dan kegiatan kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah individu-individu dalam suatu kelompok agar individu yang diberikan bimbingan mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri menuju perkembangan yang optimal. Adapun keunggulan dari pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok, yaitu :
1.   Bimbingan kelompok dapat bersifat lebih efektif dan efisien.
2.   Pelaksanaan bimbingan kelompok akan mendorong terjadinya pertukaran
      pengalaman-pengalaman antara anggota dalam kelompok.

Menurut Dewa Ketut Sukardi (2000:48) layanan bimbingan kelompok itu memiliki tiga fungsi, yaitu
1). Fungsi informative
2). Fungsi pengembangan
3). Fungsi preventif dan kreatif, fungsi ini digunakan untuk keperluan terapi masalah
      masalah psikologi seperti psikodrama atau sosiodrama untuk keperluan terapi
      masalah atau konflik.

Tujuan umum layanan bimbingan kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi anggota kelompok. Menurut Slameto (1988:6) bahwa tujuan layanan bimbingan kelompok adalah membantu individu dalam menilai dirinya untuk mencapai self understanding, mempunyai pandangan yang luas tentang dirinya dalam hubungannya dengan orang lain, mempunyai pandangan yang luas terhadap faktor-faktor sosial yang mempengaruhi perkembangan kepribadian. Selain itu Bennet yang dikutip oleh Tati Romlah (1989), merumuskan tiga tujuan layanan bimbingan kelompok, yaitu :
-          Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari hal-hal penting yang berguna bagi pengarahan dirinya, yang berkaitan dengan pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.
-          Memberikan layanan-layanan penyembuhan melalui kegiatan kelompok dengan mempelajari masalah-masalah manusia pada umumnya dan menghilangkan ketegangan emosi untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam suasana permisif.
-          Untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan secara lebih efektif daripada melalui kegiatan bimbingan individu.

Priyanto, dkk(1995) merumuskan beberapa tujuan bimbingan kelompok yang secara umum adalah untuk membantu individu agar berkembang optimal melalui pendekatan kelompok. Secara lebih khusus tujuan bimbingan kelompok adalah sebagai berikut :
-          Membantu individu dalam kelompok untuk memperoleh pemahaman tentang diri dan
Lingkungannya.
-          Membantu memberikan orientasi dalam memasuki atau menghadapi situasi, lingkungan dan pengalaman baru.
-          Membantu menemukan masalah-masalah pribadi.
-          Membantu memberikan penyesuaian diri dam penyembuhan terhadap gejala-gejala gangguan penyesuaian diri.

Dari sumber lain juga memiliki persepsi mengenai tujuan-tujuan yang mendasari pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, yaitu sebagai berikut :
1.         Tujuan bimbingan kelompok menurut Winkel dan Sri Hastuti (2004:547) adalah menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masing-masing anggota kelompokserta meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok guna untuk mencapai berbagai tujuan yang dirumuskan. Selain itu bimbingan tujuan kelompok bertujuan untuk merespon kebutuhan dan minat peserta didik.
2.         Tujuan bimbingan kelompok menurut Tohirin (2007:172), di kelompokkan menjadi dua, yaitu: tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum bimbingan kelompok, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi dengan siswa.
Tujuan khusus bimbingan kelompok, mendprong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yaitu peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal.
Berdasarkan pendapat diatas dapat dikatakan bahwa tujuan layanan bimbingan kelompok sepenuhnya berorientasi pada usaha untuk membantu perkembangan siswa dari berbagai segi.

2.      Layanan bimbingan kelompok
Layanan bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien), secara bersama-sama, melalui dinamika kelompok, memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari guru pembimbing), membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topic) tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupan mereka sehari-hari, dan atau untuk pengembangan kemampuan social, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar. Dan, hal ini juga berguna untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan atautindakan tertentu.

3.      Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok.Masalah yang dibahas itu adalah masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
Sehingga beberapa hal tersebut, ada juga kegiatan pendukung, diantaranya:
-          Aplikasi instrumentasi, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien), keterangan tentang lingkungan peserta didik, dan lingkungan yang lebih luas. Pengumpulan data ini dapat dilakukan  dengan berbagai cara melalui instrumen, baik tes maupun non tes.
-          Himpunan data, yaitu kegiatan pendukung bimbingan  dan konseling untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik (klien). Himpunan data perlu diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, comprehensife, terpadu , dan sifatnya tertutup.
-          Konferensi kasus, yautu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik (klein) dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentasnya permasalahan tersebut. Pertemuan ini dalam rangka konferensikasus bersifat terbatas dan tertutup.
-          Kunjungan rumah, yaitu kegiatan pendukung  bimbingan dan konseling untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskan nya permasalahan peserta didik (klien) melalui kunjungan ke rumah nya. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang penuh dari orang tua dan anggota keluarga klien yang lain nya.
-          Alih tangan kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yanf dialami peserta didik (klien) dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lain nya. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang erat dan mantap anatara berbagai pihak yang dapat memberikan bantuan dan atas penanganan masalah tersebut (terutama kerja sama  dari ahli lain tempat kasus itu dialihtangankan).
Kegiatan layanan serta pendukung bimbingan dan konseling ini saling terkait dan saling menunjang, baik langsung maupun tidak langsung.Saling terkaitan dan tunjang menunjang antara layanan dan pendukung itu menyangkut pula fungsi-fungsi yang diemban oleh masing-masing layanan/kegiatan pendukung.
Dengan berbagai layanan yang ada, bimbingan dan konseling dapat menjangkau semua elemen, tidak terbatas pada satu konseling, baik individu maupun kelompok, baik dalam konteks psokologi, orientasi pembelajaran, maupun hal lain-lainnya. Semua dapat di-cover secara keseluruhan. Sedangkan, kegiatan pendukungnya dapat semakin memantapkan peran dan fungsi konseling dalam menyelesaikan setiap masalah yang muncul, tidak terkatung-katung dan selalu memberikan solusi terbaik bagi kehidupan konseling

.

4.     Teknik-Teknik Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai suatu upaya bimbingan yang dilakukan melalui situasi, proses dan kegiatan kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah individu-individu dalam suatu kelompok agar individu yang diberikan bimbingan mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri menuju perkembangan yang optimal.
Penggunaan teknik dalam kegiatan bimbingan kelompok mempunyai banyak fungsi selain dapat lebih memfokuskan kegaiatan bimbingan kelompok terhadap tujuan yang ingin dicapai tetapi juga dapat membuat suasana yang terbangun dalam kegiatan bimbingan kelompok agar lebih bergairah dan tidak cepat membuat siswa jenuh mengikutinya, seperti yang dikemukakan oleh Tatiek Romlah (2001: 86) “Bahwa teknik bukan merupakan tujuan tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Beberapa ateknik yang biasa digunakan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok yaitu, antara lain :

1.        Teknik pemberian informasi (expository)
Teknik pemberian informasi disebut juga dengan metode ceramah, yaitu pemberian penjelasan oleh seorang pembicara kepada sekelompok pendengar. Pelaksanaan teknik pemberian informasi mencakup tiga hal, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, penilaian. Keuntungan teknik pemberian informasi antara lain adalah :
(a) dapat melayani banyak orang,
(b) tidak membutuhkan banyak waktu sehingga efisien,
(c) tidak terlalu banyak memerlukan fasilitas,
(d) mudah dilaksanakan disebanding dengan teknik lain.

Sedangkan kelemahannya adalah antara lain :
(1) sering dilaksanakan secara menolog,
(2) individu yang mendengarkan kurang aktif,
(3) memerlukan ketrampilan berbicara, supaya penejelasan menjadi menarik.

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan  tersebut, pada waktu memberikan informasi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a.       Sebelum memilih teknik pemberian informasi, perlu dipertimbangka
apakah cara tersebut merupakan cara yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan individu yang dibimbing.
b.      Mempersiapkan bahan informasi dengan sebaik-baiknya.
c.       Usahakan untuk menyiapkan bahan yang dapat dipelajari sendiri oleh pendengar atau siswa.
d.      Usahakan berbagai variasi penyampaian agar pendengar menjadi lebih aktif .
e.       Gunakan alat bantu yang dapat memperjelas pengertian pendengar terhadap layanan yang disampaikan.

2.        Diskusi kelompok
Diskusi kelompok adalah percakapan yang telah direncanakan antara tiga orang atau lebih dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau untuk memperjelas suatu persoalan. Dinkmeyer dan Munro dalam Romlah (2001: 89) menyebutkan tiga macam tujuan diskusi kelompok yaitu : (1) untuk mengembangkan terhadap diri sendiri, (2) untuk mengembangkan kesadaran tentang diri, (3) untuk mengembangkan pandangan baru mengenai hubungan antar manusia.

3.        Teknik pemecahan masalah (problem solving)
Teknik pemecahan masalah mengajarkan pada individu bagaimana pemecahan masalah secara sistematis. Langkah-langkah pemecahan masalah secara sistematis adalah :
a)     Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
b)     Mencari sumber dan memperkirakan sebab-sebab masalah
c)     Mencari alternatif pemecahan masalah
d)     Menguji masing-masing alternative
e)     Memilih dan melaksanakan alternatif yang paling menguntungkan
f)      Mengadakan penilaian terhadap hasil yang dicapai


4.        Permainan peranan (role playing)
Bennett dalam Tatiek Romlah (2001: 99) mengemukakan : bahwa permainan peranan adalah suatu alat belajar yang menggambarkan ketrampilan-ketrampilan dan pengertian-pengertian mengenai hubungan antar manusia dengan jalan memerankan situasi-situasi yang paralel dengan yang terjadi dalam kehidupan yang sebenarnya. Didalamnya Bennett menyebutkan ada dua macam permainan peranan, yaitu sosiodrama adalah permainan peranan yang ditujukan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan antar manusia. Sedangkan kedua adalah psikodrama adalah permainan yang dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya, dapat menemukan konsep dirinya, menyatakan kebutuhan-kebutuhannya, dan menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan terhadap dirinya.

5.        Permainan simulasi (simulation games)
Menurut Adams dalam Romlah (2001: 109) menyatakan bahwa permainam simulasi adalah permainan yang dimaksudkan untuk merefleksikan situasi- situasi yang terdapat dalam kehidupan sebenarnya. Permainan simulasi dapat dikatakan merupakan permainan peranan dan teknik diskusi.

6.        Home room
Home room yaitu suatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru dapat mengenal murid-muridnya lebih baik, sehingga dapat membantunya secara efisien. Kegiatan ini dilakukan dalam kelas dalam bentuk pertemuan antara guru dengan murid diluar jam-jam pelajaran untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu.
Dalam program home room ini hendaknya diciptakan suatu situasi yang bebas dan menyenangkan, sehingga murid-murid dapat mengutarakan perasaannya seperti dirumah.
Dalam kesempatan ini diadakan tanya jawab, menampung pendapat, merencanakan suatu kegiatan, dan sebagainya.

7.        Karyawisata/ field trip
Kegiatan rekreasi yang dikemas denga metode mengajar untuk bimbingan kelompok dengan tujuan siswa dapat memperoleh penyesuaian dalam kelompok untuk dapat kerjasama dan penuh tanggungjawab. Metode karyawisata berguna bagi siswa untuk membantu mereka memahami kehidupan ril dalam lingkungan beserta segala masalahnya . Misalnya, siswa diajak ke museum, kantor, percetakan, bank, pengadilan, atau ke suatu tempat yang mengandung nilai sejarah/kebudayaan tertentu. Kegiatan karya wisata berkaitan dengan kegiatan mendapatkan informasi, karena pada kegiatan karya wisata berlangsung maka secara langsung siswa dapat meninjau objek-objek menarik dan mereka mendapatkan informasi yang lebih baik dari objek itu, selain itu siswa-siswa juga mendapat kesempatan untuk memperoleh penyesuaian dalam kehidupan kelompok, serta dapat mengembangkan bakat dan cita-citanya.

8. Pengajaran remedial
Merupakan suatu usaha pembimbing untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai pelajaran tertentu, terutama yang tidak dapat diatasi secara klasikal.

9. Organisasi siswa atau kegiatan kelompok
Organisasi siswa atau kegiatan kelompok baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, merupakan salah satu cara dalam bimbingan kelompok, karena melalui organisasi  banyak masalah yang bersifat individual maupun kelompok dapat diselesaikan. Dalam organisasi, siswa mendapatkan kesempatan untuk mengenal berbagai aspek kehidupan sosial, siswa juga dapat mengembangkan bakat kepemimpinanya, memupuk rasa tanggung jawab dan harga diri.












Kesimpulan

Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan pelayanan yang diberikan oleh pribadi atau individu yang profesional yang mengarah pada pemberian bantuan kepada seorang konseli atau kelompok, dimana kegiatan bimbingan dan konseling lebih berkaitan pada teknik-teknik yang mendasari kegiatan bimbingan dan konseling. memberikan sebuah bantuan atau pelayanan pada seoarang atau kelompok klien tentu akan berbeda sesuai dengan jenis masalah yang dialami oleh klien yang berbeda-beda, ada masalah pendidikan, pribadi dan sosial serta maslah pekerjaan atau karier. Teknik-teknik dalam kegiatan bimbingan dan konseling dibedakan menurut jumlah klien yang dilayani (bimbingan kelompok dan konseling individual), dalam konseling individu terdapat dua cara dalam pemahaman individu yaitu pemahaman jenis tes dan non-tes seperti yang telah dijelaskan di atas. Bimbingan kelompok merupakan suatu upaya bimbingan yang dilakukan melalui situasi , proses dan kegiatan kelompok yang bertujuan agar individu-individu dalam suatu kelompok mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri menuju perkembangan yang optimal.
















Daftar Pustaka


  • Asmani Ma’mur Jamal, 2010. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jogjakarta : Diva Press
  • Salahudin Anas, 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung : CV Pustaka Setia






PENDAHULUAN

Sebelum membahas lebih jauh mengenai teknik-teknik pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dalam kegiatan bimbingan dan konseling maka sebagai konselor harus mampu menilik atau mengetahui bimbingan dan atau jenis konseling seperti apa yang harus diberikan kepada konseling atau klien. Jenis bantuan tersebut akan mengarah kepada jenis-jenis masalah individu, khususnya dalam lingkup sekolah yang meliputi masalah pendidikan (pengajaran atau belajar), masalah pribadi dan sosial, masalah pekerjaan (karier) dimana setiap jenis masalah yang dimiliki oleh individu memiliki cara penanganan atau penyelesaian yang berbeda. Adapun Coleman dalam Thompson dan Rudolph (Priyanto,2004:112), mengemukakan bahwa proses bimbingan dan konseling bertujuan “memberikan dukungan, memberikan wawasan, pandangan, pemahaman, keterampilan, dan alternatif baru untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.”
Karena karakteristik setiap individu berbeda-beda, ada karakter individu yang sangat tertutup dan ada juga yang sangat terbuka maka seorang konselor kemungkinan sulit untuk mencari tahu atau mencari data tentang seorang konseli, dalam kegiatan bimbingan dan konseling memiliki teknik-teknik untuk mendapatkan data dalam kegiatan bimbingan dan konseling.
Selanjutnya mengenai teknik-teknik bimbingan dan konseling, H.M. Umar dan Sartono: Bimbingan dan Penyuluhan (1998:151) menyatakan bahwa pada garis besarnya, cara-cara yang dipergunakan dalam bimbingan dan konseling ada dua macam, yaitu pendekatan secara kelompok (group guidance) dan pendekatan secara individu (individual konseling). di dalam bimbingan individu ada dua jenis teknik yang dipergunakan, yaitu jenis tes dan jenis instrumen non-tes , sedangkan dalam pendekatan secara kelompok akan dijelaskan tentang pengertian, tujuan dan fungsi dari bimbingan kelompok serta diuraikan lebih jelas tentang teknik-teknik bimbingan konseling.




PEMBAHASAN

1.     Pengertian, fungsi, dan tujuan bimbingan kelompok
Bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai suatu upaya bimbingan yang dilakukan melalui situasi , proses dan kegiatan kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah individu-individu dalam suatu kelompok agar individu yang diberikan bimbingan mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri menuju perkembangan yang optimal. Adapun keunggulan dari pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok, yaitu :
1.   Bimbingan kelompok dapat bersifat lebih efektif dan efisien.
2.   Pelaksanaan bimbingan kelompok akan mendorong terjadinya pertukaran
      pengalaman-pengalaman antara anggota dalam kelompok.

Menurut Dewa Ketut Sukardi (2000:48) layanan bimbingan kelompok itu memiliki tiga fungsi, yaitu
1). Fungsi informative
2). Fungsi pengembangan
3). Fungsi preventif dan kreatif, fungsi ini digunakan untuk keperluan terapi masalah
      masalah psikologi seperti psikodrama atau sosiodrama untuk keperluan terapi
      masalah atau konflik.

Tujuan umum layanan bimbingan kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi anggota kelompok. Menurut Slameto (1988:6) bahwa tujuan layanan bimbingan kelompok adalah membantu individu dalam menilai dirinya untuk mencapai self understanding, mempunyai pandangan yang luas tentang dirinya dalam hubungannya dengan orang lain, mempunyai pandangan yang luas terhadap faktor-faktor sosial yang mempengaruhi perkembangan kepribadian. Selain itu Bennet yang dikutip oleh Tati Romlah (1989), merumuskan tiga tujuan layanan bimbingan kelompok, yaitu :
-          Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari hal-hal penting yang berguna bagi pengarahan dirinya, yang berkaitan dengan pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.
-          Memberikan layanan-layanan penyembuhan melalui kegiatan kelompok dengan mempelajari masalah-masalah manusia pada umumnya dan menghilangkan ketegangan emosi untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam suasana permisif.
-          Untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan secara lebih efektif daripada melalui kegiatan bimbingan individu.

Priyanto, dkk(1995) merumuskan beberapa tujuan bimbingan kelompok yang secara umum adalah untuk membantu individu agar berkembang optimal melalui pendekatan kelompok. Secara lebih khusus tujuan bimbingan kelompok adalah sebagai berikut :
-          Membantu individu dalam kelompok untuk memperoleh pemahaman tentang diri dan
Lingkungannya.
-          Membantu memberikan orientasi dalam memasuki atau menghadapi situasi, lingkungan dan pengalaman baru.
-          Membantu menemukan masalah-masalah pribadi.
-          Membantu memberikan penyesuaian diri dam penyembuhan terhadap gejala-gejala gangguan penyesuaian diri.

Dari sumber lain juga memiliki persepsi mengenai tujuan-tujuan yang mendasari pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, yaitu sebagai berikut :
1.         Tujuan bimbingan kelompok menurut Winkel dan Sri Hastuti (2004:547) adalah menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masing-masing anggota kelompokserta meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok guna untuk mencapai berbagai tujuan yang dirumuskan. Selain itu bimbingan tujuan kelompok bertujuan untuk merespon kebutuhan dan minat peserta didik.
2.         Tujuan bimbingan kelompok menurut Tohirin (2007:172), di kelompokkan menjadi dua, yaitu: tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum bimbingan kelompok, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi dengan siswa.
Tujuan khusus bimbingan kelompok, mendprong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yaitu peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal.
Berdasarkan pendapat diatas dapat dikatakan bahwa tujuan layanan bimbingan kelompok sepenuhnya berorientasi pada usaha untuk membantu perkembangan siswa dari berbagai segi.

2.      Layanan bimbingan kelompok
Layanan bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien), secara bersama-sama, melalui dinamika kelompok, memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari guru pembimbing), membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topic) tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupan mereka sehari-hari, dan atau untuk pengembangan kemampuan social, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar. Dan, hal ini juga berguna untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan atautindakan tertentu.

3.      Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok.Masalah yang dibahas itu adalah masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
Sehingga beberapa hal tersebut, ada juga kegiatan pendukung, diantaranya:
-          Aplikasi instrumentasi, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien), keterangan tentang lingkungan peserta didik, dan lingkungan yang lebih luas. Pengumpulan data ini dapat dilakukan  dengan berbagai cara melalui instrumen, baik tes maupun non tes.
-          Himpunan data, yaitu kegiatan pendukung bimbingan  dan konseling untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik (klien). Himpunan data perlu diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, comprehensife, terpadu , dan sifatnya tertutup.
-          Konferensi kasus, yautu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik (klein) dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentasnya permasalahan tersebut. Pertemuan ini dalam rangka konferensikasus bersifat terbatas dan tertutup.
-          Kunjungan rumah, yaitu kegiatan pendukung  bimbingan dan konseling untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskan nya permasalahan peserta didik (klien) melalui kunjungan ke rumah nya. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang penuh dari orang tua dan anggota keluarga klien yang lain nya.
-          Alih tangan kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yanf dialami peserta didik (klien) dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lain nya. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang erat dan mantap anatara berbagai pihak yang dapat memberikan bantuan dan atas penanganan masalah tersebut (terutama kerja sama  dari ahli lain tempat kasus itu dialihtangankan).
Kegiatan layanan serta pendukung bimbingan dan konseling ini saling terkait dan saling menunjang, baik langsung maupun tidak langsung.Saling terkaitan dan tunjang menunjang antara layanan dan pendukung itu menyangkut pula fungsi-fungsi yang diemban oleh masing-masing layanan/kegiatan pendukung.
Dengan berbagai layanan yang ada, bimbingan dan konseling dapat menjangkau semua elemen, tidak terbatas pada satu konseling, baik individu maupun kelompok, baik dalam konteks psokologi, orientasi pembelajaran, maupun hal lain-lainnya. Semua dapat di-cover secara keseluruhan. Sedangkan, kegiatan pendukungnya dapat semakin memantapkan peran dan fungsi konseling dalam menyelesaikan setiap masalah yang muncul, tidak terkatung-katung dan selalu memberikan solusi terbaik bagi kehidupan konseling

.

4.     Teknik-Teknik Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai suatu upaya bimbingan yang dilakukan melalui situasi, proses dan kegiatan kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah individu-individu dalam suatu kelompok agar individu yang diberikan bimbingan mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri menuju perkembangan yang optimal.
Penggunaan teknik dalam kegiatan bimbingan kelompok mempunyai banyak fungsi selain dapat lebih memfokuskan kegaiatan bimbingan kelompok terhadap tujuan yang ingin dicapai tetapi juga dapat membuat suasana yang terbangun dalam kegiatan bimbingan kelompok agar lebih bergairah dan tidak cepat membuat siswa jenuh mengikutinya, seperti yang dikemukakan oleh Tatiek Romlah (2001: 86) “Bahwa teknik bukan merupakan tujuan tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Beberapa ateknik yang biasa digunakan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok yaitu, antara lain :

1.        Teknik pemberian informasi (expository)
Teknik pemberian informasi disebut juga dengan metode ceramah, yaitu pemberian penjelasan oleh seorang pembicara kepada sekelompok pendengar. Pelaksanaan teknik pemberian informasi mencakup tiga hal, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, penilaian. Keuntungan teknik pemberian informasi antara lain adalah :
(a) dapat melayani banyak orang,
(b) tidak membutuhkan banyak waktu sehingga efisien,
(c) tidak terlalu banyak memerlukan fasilitas,
(d) mudah dilaksanakan disebanding dengan teknik lain.

Sedangkan kelemahannya adalah antara lain :
(1) sering dilaksanakan secara menolog,
(2) individu yang mendengarkan kurang aktif,
(3) memerlukan ketrampilan berbicara, supaya penejelasan menjadi menarik.

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan  tersebut, pada waktu memberikan informasi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a.       Sebelum memilih teknik pemberian informasi, perlu dipertimbangka
apakah cara tersebut merupakan cara yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan individu yang dibimbing.
b.      Mempersiapkan bahan informasi dengan sebaik-baiknya.
c.       Usahakan untuk menyiapkan bahan yang dapat dipelajari sendiri oleh pendengar atau siswa.
d.      Usahakan berbagai variasi penyampaian agar pendengar menjadi lebih aktif .
e.       Gunakan alat bantu yang dapat memperjelas pengertian pendengar terhadap layanan yang disampaikan.

2.        Diskusi kelompok
Diskusi kelompok adalah percakapan yang telah direncanakan antara tiga orang atau lebih dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau untuk memperjelas suatu persoalan. Dinkmeyer dan Munro dalam Romlah (2001: 89) menyebutkan tiga macam tujuan diskusi kelompok yaitu : (1) untuk mengembangkan terhadap diri sendiri, (2) untuk mengembangkan kesadaran tentang diri, (3) untuk mengembangkan pandangan baru mengenai hubungan antar manusia.

3.        Teknik pemecahan masalah (problem solving)
Teknik pemecahan masalah mengajarkan pada individu bagaimana pemecahan masalah secara sistematis. Langkah-langkah pemecahan masalah secara sistematis adalah :
a)     Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
b)     Mencari sumber dan memperkirakan sebab-sebab masalah
c)     Mencari alternatif pemecahan masalah
d)     Menguji masing-masing alternative
e)     Memilih dan melaksanakan alternatif yang paling menguntungkan
f)      Mengadakan penilaian terhadap hasil yang dicapai


4.        Permainan peranan (role playing)
Bennett dalam Tatiek Romlah (2001: 99) mengemukakan : bahwa permainan peranan adalah suatu alat belajar yang menggambarkan ketrampilan-ketrampilan dan pengertian-pengertian mengenai hubungan antar manusia dengan jalan memerankan situasi-situasi yang paralel dengan yang terjadi dalam kehidupan yang sebenarnya. Didalamnya Bennett menyebutkan ada dua macam permainan peranan, yaitu sosiodrama adalah permainan peranan yang ditujukan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan antar manusia. Sedangkan kedua adalah psikodrama adalah permainan yang dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya, dapat menemukan konsep dirinya, menyatakan kebutuhan-kebutuhannya, dan menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan terhadap dirinya.

5.        Permainan simulasi (simulation games)
Menurut Adams dalam Romlah (2001: 109) menyatakan bahwa permainam simulasi adalah permainan yang dimaksudkan untuk merefleksikan situasi- situasi yang terdapat dalam kehidupan sebenarnya. Permainan simulasi dapat dikatakan merupakan permainan peranan dan teknik diskusi.

6.        Home room
Home room yaitu suatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru dapat mengenal murid-muridnya lebih baik, sehingga dapat membantunya secara efisien. Kegiatan ini dilakukan dalam kelas dalam bentuk pertemuan antara guru dengan murid diluar jam-jam pelajaran untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu.
Dalam program home room ini hendaknya diciptakan suatu situasi yang bebas dan menyenangkan, sehingga murid-murid dapat mengutarakan perasaannya seperti dirumah.
Dalam kesempatan ini diadakan tanya jawab, menampung pendapat, merencanakan suatu kegiatan, dan sebagainya.

7.        Karyawisata/ field trip
Kegiatan rekreasi yang dikemas denga metode mengajar untuk bimbingan kelompok dengan tujuan siswa dapat memperoleh penyesuaian dalam kelompok untuk dapat kerjasama dan penuh tanggungjawab. Metode karyawisata berguna bagi siswa untuk membantu mereka memahami kehidupan ril dalam lingkungan beserta segala masalahnya . Misalnya, siswa diajak ke museum, kantor, percetakan, bank, pengadilan, atau ke suatu tempat yang mengandung nilai sejarah/kebudayaan tertentu. Kegiatan karya wisata berkaitan dengan kegiatan mendapatkan informasi, karena pada kegiatan karya wisata berlangsung maka secara langsung siswa dapat meninjau objek-objek menarik dan mereka mendapatkan informasi yang lebih baik dari objek itu, selain itu siswa-siswa juga mendapat kesempatan untuk memperoleh penyesuaian dalam kehidupan kelompok, serta dapat mengembangkan bakat dan cita-citanya.

8. Pengajaran remedial
Merupakan suatu usaha pembimbing untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai pelajaran tertentu, terutama yang tidak dapat diatasi secara klasikal.

9. Organisasi siswa atau kegiatan kelompok
Organisasi siswa atau kegiatan kelompok baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, merupakan salah satu cara dalam bimbingan kelompok, karena melalui organisasi  banyak masalah yang bersifat individual maupun kelompok dapat diselesaikan. Dalam organisasi, siswa mendapatkan kesempatan untuk mengenal berbagai aspek kehidupan sosial, siswa juga dapat mengembangkan bakat kepemimpinanya, memupuk rasa tanggung jawab dan harga diri.












Kesimpulan

Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan pelayanan yang diberikan oleh pribadi atau individu yang profesional yang mengarah pada pemberian bantuan kepada seorang konseli atau kelompok, dimana kegiatan bimbingan dan konseling lebih berkaitan pada teknik-teknik yang mendasari kegiatan bimbingan dan konseling. memberikan sebuah bantuan atau pelayanan pada seoarang atau kelompok klien tentu akan berbeda sesuai dengan jenis masalah yang dialami oleh klien yang berbeda-beda, ada masalah pendidikan, pribadi dan sosial serta maslah pekerjaan atau karier. Teknik-teknik dalam kegiatan bimbingan dan konseling dibedakan menurut jumlah klien yang dilayani (bimbingan kelompok dan konseling individual), dalam konseling individu terdapat dua cara dalam pemahaman individu yaitu pemahaman jenis tes dan non-tes seperti yang telah dijelaskan di atas. Bimbingan kelompok merupakan suatu upaya bimbingan yang dilakukan melalui situasi , proses dan kegiatan kelompok yang bertujuan agar individu-individu dalam suatu kelompok mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri menuju perkembangan yang optimal.
















Daftar Pustaka


  • Asmani Ma’mur Jamal, 2010. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jogjakarta : Diva Press
  • Salahudin Anas, 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung : CV Pustaka Setia



 

Saleha's blogger © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor